Salah satu indikator kesehatan yang cukup menggembirakan di Toraja Utara datang dari penanganan gangguan jiwa berat. Data Dinas Kesehatan menunjukkan, tahun 2024 capaian layanan ini berhasil menutup 100%, dan hingga Juli 2025 angka tersebut masih bertahan pada level 89%. Angka ini dinilai sebagai bukti konsistensi pelayanan kesehatan jiwa di daerah.
Namun, capaian positif itu berbanding terbalik dengan penanganan penyakit menular lainnya. Tuberkulosis (TBC) misalnya, hingga semester pertama 2025 baru 53% kasus yang berhasil ditangani. Angka ini menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 63,4%. Kondisi ini menunjukkan masih besarnya tantangan pengendalian TBC di Toraja Utara, yang sejalan dengan situasi nasional di mana Indonesia menempati urutan kedua jumlah kasus tertinggi di dunia setelah India.
“TBC ini penyakit menular, dan Indonesia ada di urutan kedua terbesar di dunia setelah India. Karena itu capaian yang menurun ini harus menjadi perhatian serius kita,” tegas Bupati Toraja Utara Frederik Victor Palimbong saat membuka Rapat Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kabupaten Toraja Utara, Rabu (20/8/2025).
Kesenjangan juga terlihat pada cakupan imunisasi. Dengan target nasional 80%, realisasi di Toraja Utara hingga pertengahan 2025 baru mencapai 26%. Keterlambatan capaian ini dikhawatirkan dapat memengaruhi tingkat kekebalan komunitas (herd immunity) dan berisiko meningkatkan kembali penyakit yang seharusnya bisa dicegah sejak dini.
“Untuk imunisasi target 80%, data menunjukkan sampai Juli baru 26%. Ini harus jadi perhatian utama kita, apa masalahnya sehingga sulit dilakukan, padahal ini upaya pencegahan paling dasar,” kata Bupati.
Selain TBC dan imunisasi, beberapa indikator lain juga mendapat sorotan. Kasus hipertensi dan penyakit metabolik di Toraja Utara masih cukup tinggi, sehingga pelayanan kesehatan di puskesmas diharapkan tidak hanya menunggu pasien datang tetapi aktif melakukan pendekatan jemput bola. Penanganan HIV/AIDS pun disebut sebagai fenomena gunung es, di mana data kasus yang tercatat hanya sebagian kecil dari potensi yang ada.
Bupati juga menekankan agar program prioritas nasional, seperti cek kesehatan gratis, pengendalian TBC, serta penurunan angka kematian ibu dan bayi, benar-benar dijalankan dengan baik sesuai arahan Presiden.
Rapat Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kabupaten Toraja Utara Tahun 2025 yang digelar di Hotel Misiliana, Ke’su dihadiri Sekretaris Daerah, Ketua TP-PKK Damayanti Batti, para kepala OPD, camat, dan kepala puskesmas se-Toraja Utara, serta menghadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Diskominfo-SP - 2025
                            
                        













